April 30, 2014

LAPORAN PRAKTIKUM PERLINDUNGAN TANAMAN KOMODITI KACANG PANJANG

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan sektor pertanian baik dunia maupun kawasan bertujuan untuk menaikkan produksi pertanian guna meningkatkan pendapatan petani dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, terutama kebutuhan pangan bagi penduduk yang populasinya meningkat dengan cepat. Meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya budaya bangsa, transportasi, komunikasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia menuntut adanya kebutuhan pangan yang berkualitas tinggi, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, dangayahidup yang semakin meningkat. Hal tersebut berarti diperlukan lahan pertanian yang semakin luas, produksi lahan pangan, sandang, dan papan yang semakin meningkat baik jumlah maupun mutunya.
Di Indonesia peningkatan produksi pertanian diupayakan melalui ektensifikasi, intensifikasi, dan deversifikasi. Upaya ekstensifikasi dilakukan antara lain dengan perluasan daerah irigasi, pembukaan lahan pasang-surut di Kalimantan dan Sumatera, serta pembukaan lahan 1.000.000 hektar persawahan di lahan gambut di Sumatera. Upaya-upaya tersebut belum mampu mengatasi masalah pangan bagi negara kita yang laju pertumbuhan penduduknya sangat cepat. Upaya lain adalah dengan intensifikasi, yaitu meningkatkan produksi pertanian per satuan luas. Intensifikasi dilakukan melalui panca-usaha pertanian sebagai berikut : (1) Pemilihan bibit unggul yang berpenghasilan tinggi, sedapat mungkin yang tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki rasa enak; (2) Penggunaan pupuk berimbang dan rasional; (3) Mengusahakan irigasi yang teratur; (4) Meningkatkan teknik bercocok tanam yang lebih menguntungkan; (5) Pengendalian terhadap OPT melalui higenis pertanaman, dan penggunaan bahan kimia pestisida yang rasional. Upaya deversifikasi dilakukan dengan meningkatkan keragaman pertanaman, bukan monokultur.
Upaya intensifikasi telah dirasakan memberikan peningkatan hasil positip, ini ditandai dengan meningkatnya produksi pertanian secara nyata sehingga mampu  memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Puncak produksi pangan khususnya beras dicapai pada tahun 1996 dikenal sebagai swa sembada beras. Namun pada tahun 1999 Indonesia telah mengimpor beras kembali dari luar negeri. Mengapa demikian ?; Karena peningkatan produksi pertanian masih merupakan hal yang cukup rawan, mengingat banyak hal yang dihadapi. Kendala tersebut antara lain pengaruh dari dua faktor yang sangat dominan, yaitu faktor abiotik dan faktor biotik.
Perlindungan tanaman perlu dilakukan dalam rangka mengeliminasi gangguan OPT. Perlindungan dapat dilakukan melalui cara preventif (mencegah OPT masuk ke pertanaman) dan cara kuratif (mengendalikan OPT yang telah ada pada pertanaman). Perlindungan tanaman terhadap OPT dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai taktik pengendalian secara terpadu, dengan memperhatikan terhadap kelestarian lingkungan hidup, sosial, ekonomik, dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian taktik pengendalian hama dengan pestisida merupakan pilihan terakhir apabila taktik pengendalian lain tidak mampu membendung laju populasihamaatau tingkat kerusakan tanaman. Sebagai dasar penggunaan pestisida adalah Ambang Ekonomi, atau Ambang Kendali. Mengingat pestisida merupakan sumber pencemaran bahan kimia beracun baik pada tanaman atau produknya, air, tanah, maupun udara. Pengendalian semacam itu lebih dikenal sebagai Sistem Pengendalian atau Pengelolaan Hama Terpadu (PHT).
Kedudukan Perlindungan Tanaman dalam budidaya tanaman adalah sangat penting dan mutlak dilakukan, mengingat Perlindungan Tanaman merupakan jaminan dalam mempertahankan produksi tanaman terhadap gangguan OPT. Tanpa dilakukan Perlindungan Tanaman pada budidaya tanaman sulit dipastikan bahwa petani akan mampu panen sesuai dengan harapan mereka.
Salah satu tanaman legum yang kaya akan vitamin adalah kacang panjang. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis sp) termasuk dalam suku Papilionaceae dan merupakan tanaman semusim yang bersifat membelit. Daun tersusun tiga-tiga helai, batangnya panjang liat dan sedikit berbulu. Bunganya berbentuk kupu-kupu. Buahnya bulat, panjangnya antara 10 – 80 cm. Buahnya waktu muda berwarna hijau, hijau keputih-putihan, putih dan setelah tua berwarna putih kekuning-kuningan. Buah muda mudah patah, sesudah tua menjadi liat. Banyak digemari masyarakat karena rasanya yang enak, gurih, banyak mengandung vitamin A, B dan C, kacang panjang dapat ditanam di dataran tinggi dan di dataran rendah setiap waktu, asalkan dapat tersedia air secukupnya. Kacang panjang merupakan tumbuhan yang dijadikan sayur atau lalapan. Ia tumbuh dengan cara memanjat atau melilit. Bagian yang dijadikan sayur atau lalapan adalah buah yang masih muda dan serat-seratnya masih lunak, kacang panjang ini mudah didapati di kawasan panas di Asia.
B. Tujuan Praktikum
Dalam praktikum dalam kajian Dasar Perlindungan Tanaman kali ini tentu terdapat beberapa tujuan, yakni :
  • o Untuk mengetahui lebih dalam tentang tanaman kacang panjang.
  • o Untuk mengetahui hama, penyakit, dan gulma apa saja yang dapat menyerang tanaman kacang panjang.
  • o Untuk mengetahui bagaimana cara pengendalian OPT pada tanaman kacang panjang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Komoditi
Kacang panjang (Vigna sinensis L.) adalah tanaman sayuran yang sudah lama ditanam di Indonesia. Sumber genetic tanaman kacang panjang di duga berasal dari India, Cina, dan Afrika (Abissinia dan Etiopia). Daerah yang menjadi sentra tanaman kacang panjang di Indonesia masih di dominasi di Pulau Jawa terutama Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tanaman kacang panjang memiliki daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuh (Rukmana 1995).
Kacang panjang termasuk dalam kelas Angiospermae, ordo Rosales, family Papilionaceae/Leguminosae/Fabaceae, genus Vigna, dan spesies Vigna sinensis (L) Savi ex Hassk. Kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim yang tumbuh merambat dengan daun majemuk, tersusun atas tiga helai. Batangnya liat dan sedikit berbulu. Bunga kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Akarnya mempunyai bintil yang dapat mengikat nitrogen bebas. Hal ini bermanfaat untuk menyuburkan tanah (Haryanto et al. 2007).
Kacang panjang dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 0 – 1500 m dari permukaan laut. Temperature harian yang sesuai untuk pertumbuhan kacang panjang adalah sekitar 18 – 32oC dengan suhu optimum 25oC. kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim baik musim kemarau maupun musim penghujan. Waktu bertanam kacang panjang yang baik adalah pada awal atau akhir musim hujan. Tanaman kacang panjang membutuhkan curah hujan sekitar 600 – 2000 mm/tahun. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari. Produksi polong kacang panjang akan menurun apabila tanaman ternaungi (Haryanto et al. 2007)
Buahnya berbentuk bulat panjang dan ramping dan biasanya disebut polong dengan panjang bervariasi antara 30 – 100 cm. warna polong juga bervariasi yaitu hijau keputih-putihan, hijau, dan hijau muda namun setelah tua menjadi putih kekuning-kuningan atau hijau kekuning-kuningan. Bijinya berbentuk bulat panjang agak pipih, tetapi terkadang sedikit melengkung (Cahyono, 2006).
B. Hama
Hama utama tanaman kacang panjang
Secara umum diketahui bahwa serangga hama yang bisa menyerang tanaman kacang panjang adalat lalat kacang (Agromyza phaseoli), ulat tanah (Agrotis ipsilon), ulat bunga/penggerek polong (Maruca testualis), kutu daun (Aphis craccivora), kepik polong (Riptortus linearis) dan wereng Empoasca sp. (Syahrawati & Busniah 2009).
  • o Maruca testulalis Geyer (Lepidoptera: Pyralidae)
M. testulalis tergolong ke dalam ordo Lepidoptera dan family Pyralidae. Serangga ini juga dikenal dengan sebutan mung moth atau pod borer. Serangga ini merupakan hama penting pada tanaman kacang-kacangan, dan hingga kini telah menyebar ke beberapa negara di Afrika, India Barat, Fiji, Australia dan Amerika Latin. Persebaran yang luas disebabkan oleh kisaran inang yang luas (Taylor 1987).
M. testulalis adalah salah satu hama penting pada tanaman kacang panjang yang menyerang bagian bunga dan polong. Telur diletakkan pada bagian bunga, daun dan polong secara berkelompok. Satu kelompok telur terdiri dari 2 – 4 butir telur dengan bentuk lonjong agak pipih serta berwarna putih kekuningan agak bening. Stadium telur berlangsung 2 – 3 hari. Larva berwarna putih kekuningan dengan panjang mencapai 18 mm. kepalanya berwarna coklat hingga hitam dan setiap segmen terdiri dari bintik-bintik gelap disepanjang tubuhnya yang terletak pada bagian punggungnya. Stadium larva berlangsung selama 10 – 15 hari. Pupa terbentuk didalam tanah atau di dalam polong. Tubuh pupa berwarna coklat dengan panjang kira-kira 13,5 mm dan stadium pupa berlangsung 7 – 10 hari (Kalshoven 1981).
Gejala serangan hama ini tampak pada bunga dan bakal polong yang rusak dan kemudian gugur. Satu ekor larva selama hidupnya dapat merusak 4 – 6 bunga per tanam. Gerekan pada polong menyebabkan biji pada polong menjadi rusak, kulit polong berlubang, dan dari lubang tersebut keluar serbuk gerek yang basah bercampur kotoran larva yang berwarna coklat (Harahap 1994).
  • o Kutu daun Aphis craccivora Koch. (Hemiptera: Aphididae)
Aphididae berasal dari bahasa Yunani yang berarti menghisap cairan. Serangga ini menghisap cairan dari tumbuhan untuk mendapatkan nitrisi yang dibutuhkannya. Kutu daun dewasa ada yang bersayap dan tidak bersayap, imago bersayap muncul apabila kepadatan populasi tinggi, dan didaerah tropis berkembang tidak secara parthenogenesis dan vivipar. Embrio dapat terbentuk tanpa melalui proses pembuahan dan telah berkembang di dalam tubuh induknya sehingga imago kutu daun tampak seperti melahirkan nimfa (Kalshoven 1981).
Kutu daun A. craccivora menyerang tanaman kacang panjang mulai awal pertumbuhan sampai masa pertumbuhan bunga dan polong. Serangan A. craccivora menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian tanaman yang masih muda, misalnya tunas-tunas dan daun-daun serta tangkai daun yang masih muda (Darsono 1991). Daun yang terserang menjadi berkerut dan keriting serta pertumbuhannya terhambat. Pada bagian tanaman di sekitar aktivitas kutu daun tersebut terlihat adanya cendawan hitam (Capnodium sp.), yang tumbuh pada sekresi atau kotoran kutu daun berupa embun madu. Selain sebagai hama pada tanaman, A. craccivora dapat menularkan lebih dari 30 virus tanaman secara non persisten(Blackman & Eastop 2000).
Laju pertumbuhan kutu daun dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian, factor lingkungan, kepadatan populasi dan perbandingan antara serangga yang tidak produktif dengan yang masih produktif. Tingkat kelahiran dipengaruhi oleh banyak factor diantaranya kualitas dan kuantitas makanan. Tingkat kematian dipengaruhi oleh musuh alami dan factor iklim. Populasi kutu daun biasanya meningkat pada musim kemarau dan berkurang pada musim hujan. Tingkat kepadatan populasi yang tinggi disertai dengan menurunnya tingkat kualitas makanan akan merangsang terbentuknya populasi bersayap yang berfungsi untuk migrasi sehingga dapat menurunkan kepadatan populasi (Dixon 1985).
  • o Empoasca sp. (Hemiptera : Cicadellidae)
Serangga hama ini dikenal dengan wereng empoasca, termasuk ordo Hemiptera. Family Cicadellidae dan mempunyai daerah penyebaran yang cukup luas diantaranya adalah Indonesia. Telur diletakkan dekat tulang daun. Stadium telur berlangsung selama 9 hari. Serangga dewasa berwarna hijau kekuningan dengan bintik coklat pada kedua sayapnya. Wereng empoasca menyerang daun muda dan daun kacang-kacangan yang belum membuka (kalshoven 1981).
  • o Riptortus linearis Fabr. (Hemiptera: Alydidae)
R. linearis tergolong dalam family Alydidae, ordo Hemiptera. Imagonya berbadan panjang lurus, berwarna kuning coklat. Bentuknya mirip sekali dengan walang sangit (Leptocorisa oratorius F.), tetapi mudah dikenal dengan adanya garis putih kekuningan yang terdapat disepanjang sisi badannya. Pada femur tungkai belakang dijumpai duri-duri, dan bagian posterior dari protoraks dilengkapi dengan duri-duri halus (kalshoven 1981).
Hama adalah binatang yang selalu menyebabkan kerugian bagi seorang petani.Penyakit tanaman adalah semua penyebab tanaman sakit dan akan merugikan jika tudak dikendalikan. Sedangkan nematode adalah organism kecil yang hidup di sekitar perakaran tanaman.Semua gangguan ini harus selalu di kendalikan secara tepat dan efektif. Cara pengendalian yang dilakukan yaitu dengan cara memberantas secara biologis,kimia, dan manual. Pemberantasan ini sangat perlu sekali karena gulma, hama,penyakit, dan nematoda akan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Hama yang menyerang tanaman kacang panjang adalah tungau, ulat grayak, belalang, capung, kepik, dan walang sangit.
C. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan tanaman terganggu pertumbuhannya. Penyebab gangguan tersebut berupa bakteri, virus, cendawan maupun tanaman yang mengalami kelebihan atau kekurangan unsur hara. Beberapa penyakit yang menyerang tanaman kacang panjang, yaitu:
1. Layu sklerotium. Gejalanya pada pangkal batang mula-mula terdapat benang-benang putih seperti bulu berubah bentuk menjadi butir-butir bulat atau jorong dan warnanya berubah menjadi cokelat. 13Penyebabnya cendawan sclerotium rolfsii Sacc yang disebut juga Corticium rolfsii (Sacc) Curzi. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan mencabut tanaman yang terserang lalu dibakar. Pencegahan adalah dengan menjaga drainase agar tetap baik dan mengatur jarak tanam. Pengendalian secara kimia dengan pestisida belum dilakukan.
2. Karat daun. Gejalanya mula-mula hanya terdapat bercak kecil berwarna putih, semakin lama bercak menjadi cokelat bertepung dikelilingi warna kuning atau cincin cokelat yang kemudian berkembang menjadi cokelat tua. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Uromyces phaseoli (Pers) Wint yang termasuk Uredinales atau cendawan karat. Pengendaliannya dengan pemilihan benih yang baik dan pengiliran tanaman. Pengendalian dengan cara penyemprotan fungisida, misalnya dithane M-45.
3. Layu fusarium. Gejalanya adalah bagian tulang daun pada mulanya menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Penyebabnya adalah cendawan Fusarium oxysporum f. sp. phaseoli. Pengendaliannya dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen. Dapat pula dengan cara menyiramkan larutan fungisida, misalnya Benhate dengan dosis 2 g/l air ke tanah bekas tanaman yang sakit.
4. Bercak daun. Gejalanya berupa bercak berbentuk bulat. Bercak pada permukaan daun bagian atau berwarna cokelat, sedangkan pada permukaan bawah tampak berwarna hitam. Bercak-bercak tersebut umumnya berbentuk bulat dengan diameter 1-5 mm. Penyebabnya adalah cendawan Cercospora canescens. Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan dengan fungisida, seperti dalsense MX-200, Topsin M70 WP (Anonim, 2012).
D. Gulma
Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang dapat menurunkan hasil tanaman yang dibudidayakan bila tidak dikendalikan secara efektif. Selain itu juga gulma merupakan salah satu faktor biotik yang menyebabkan kehilangan hasil panen. Gulma menyaingi tanaman dalam pengambilan unsur hara, air, ruang dan cahaya. Di lahan irigasi, persaingan gulma dengan padi dapat menurunkan hasil padi 10-40 %, tergantung pada spesies dan kepadatan gulma, jenis tanah, pasokan air dan keadaan iklim (Nantasomsaran dan Moody, 1993).  Perilaku gulma yang mengganggu tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya meneybabkan tanaman gulma dijadikan sebagai musuh petani karena dengan adanya gulma secara otomatis menurunkan hasil dari produksi pertanian.Persaingan antara gulma dengan tanaman budidaya dalam mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas.
Ø Gulma Rumput-rumputan(Leguminosae)
Rumput kacang kacangan (Leguminosae) merambat berbunga kuning yang merupakan saudara dari tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) ini memang sedang trend sebagai tanaman penutup tanah (cover crop). Gulma ini tidak asing dan sering kita jumpai pada areal tanaman kacang kedelai, Jenis gulma ini biasanya digunakan sebagai makan sapi.
Ø Gulma teki-tekian
Gulma ini sangant menghambat pertumbuhan tanaman kacang kedelai karna gulma ini banyak mengambil unsur hara dalam tanah. Kacang kedelai biasa nya sangat cendrung terhadap gulma dan itu akan menghambat pertumbuhan tanaman kacang kedelai untuk melakukan pembungaan dan bisa menurunkan produksi pada tanaman kacang kedelai.
E. Cara Pengendalian
Ø Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanamanyang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadiperakaran sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanamanyang bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan denganPESTONA.
Ø Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunanhasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektorvirus. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan familikacang-kacangan dan penyemprotan Natural BVR
Ø Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, jugamenyerang polong. Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanamanserempak, Semprot Natural VITURA
Ø Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: denganmembersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benihkacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.
Ø Ulat bunga ( Maruca testualis)
Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong.Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisatanaman. Disemprot dengan PESTONA
Ø Penyakit Antraknose ( jamur Colletotricum lindemuthianum )
Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kankerberwarna coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendalian: dengan rotasitanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan Natural GLIO dan POC NASA dan membuang rumput-rumput dari sekitar tanaman.
Ø Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV). Gejala:pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan.Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehatdan bebas virus, semprot vector kutu daun dan tanaman yang terserang dicabutdan dibakar.
Ø Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus.) Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek,tunas ketiak memendek dan membentuk “sapu”. Penyakit ditularkan kutu daun.Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.
Ø Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum )
Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati. Pengendalian:dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati dangunakan Natural GLIO pada awal tanam.
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Dalam tugas praktikum perlindungan tanaman kali ini, kami melakukan penelitian untuk komoditi kacang panjang, yang kami lakukan pada
Hari, tanggal : Rabu, 05 Desember 2012
Responden : Bpk. Hamrani
Lokasi : Perum. Pinang Mas Sempaja
B. Cara Kerja
Cara Pengambilan data dengan cara wawancara Langsung pada Petani yang mengolah lahan tanaman kacang panjang dan mengamati secara Langsung kondisi Lahan serta organisme yang terdapat pada lahan, seperti keberadaan hama dan musuh alami, untuk menunjang data diambil pula gambar hama, penyakit dan gulma yang menyerang dan terdapat pada tanaman kacang panjang.
Selain itu kami juga melakukan bebrapa hal dalam penelitian ini, yaitu :
Ø mengamati gejala dan penyebab dari tanaman tersebut, kemudian tentukan apakah dia terserang hama tanaman kacang panjang.
Ø Mencatat hasil wawancara dalam buku.
Ø Sebagai bukti konkrit kami mengambil foto dari sampel tanaman kacang panjang yang kita amati.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Lahan :Sebelum menanam kacang panjang, lahan tersebut di
gunakan untuk menanam Timun
Komoditi :Kacang panjang
Luas Lahan :80 x 40 m
OPT :
No OPT
Hama Penyakit Gulma
1. Ulat Jamur -
2. Semut bercak -
3. Belalang Daun berlubang-lubang -

Pengendalian :
ü clip_image001Semut Tetrin
ü clip_image001[1]Ulat Akodan
ü clip_image001[2]Jamur Ditan / Antrakol
Hasil Prod :
ü Pada panen pertama biasanya 70 – 80 kg
ü Untuk panen selanjutnya biasanya mencapai hasil sampai dengan 100 kg
Hama Ulat
clip_image003
Sampai saat ini hama tanaman kacang panjang yang terpenting danpaling sulit dikendalikan adalah hama ulat kacang (Maruca sp). Petani biasanya kurang memahami gejala awal dari serangan hama ini karena serangan hama ini biasanya dimulai dari fase pembungaan pada tanaman kacang.
Gejala awal biasanya dimulai dengan gugurnya bunga kacang satu persatu, ketika memasuki masa pembungaan maksimal maka akan terjadi rontok bunga kacang yang luar biasa banyak mencapai 90%. Sehingga petani bisa gagal panen.
Ada cara untuk melihat ulat ini pada bunga kacang panjang. Coba cari bunga kacang panjang yang belum rontok dan yang ada lubang sekecil jarum (terlihat seperti titik hitam). Buka bunga kacang tersebut secara perlahan-lahan. Pasti didalamnya ada ulat sebesar rambut dengan warna hitam kecoklatan.
Jika gejala serangan terjadi pada saat pembuahan maka petani baru sadar bahwa tanaman kacang panjangnya telah terserang hama ulat kacang. Biasanya hama ini akan membuat lubang gerek pada buah kacang yang dimakannya. Dan akan membesar diri disitu sampai membentuk fase pupa.
Cara Mengendalikan Hama ulat bunga/ buah kacang panjang:
  1. Harus dimulai dari mengatur jarak tanam yang tidak terlalu rapat
  2. Jaga kebersihan lingkungan tanam terutama dari rumput-rumput liar
  3. Menggunakan pestisida kimia yang handal dan dengan timing yang tepat. Kalau anda ingin menggunakan pestisida yang bisa diandalkan untuk hama ini gunakanlah Proclaim atau virtako (cara penggunaan bisa lihat brosur). Cukup gunakan setengah bulan satu kali. Namun jika terkendala masalah harga anda bisa menggunakan Buldok. Jika anda menggunakan buldok penyemprotan harus dimulai dari fase awal pembungaan bahkan sebelum ada serangan (itu kuncinya), dan penyemprotan dilakukan rutin 1 minggu 1 kali (wah tidak sesuai dengan PHT donk). yach memang hama ini memang sangat susah dikendalikan jika sudah terlanjur menyerang.
Hama Semut
Dalam hal ini semut tidak di katakana sebagai hama yang sangat merugikan hanya saja mengganggu tanaman ketika waktu panen.
Belalang
Tanaman yang paling disukai belalang kembara adalah kelompok “Graminae” yaitu padi, jagung, sorgum, tebu, alang-alang, gelagah dan berbagai jenis rumput. Selain itu, belalang dapat memakan daun kelapa, bambu, kacang tanah, petsai, sawi, kubis daun. Tanaman yang tidak disukai antara lain kacang hijau, kedelai, kacang panjang, ubi kayu, tomat, ubi jalar dan kapas. Gejala serangan belalang tidak spesfik tergantung pada tipe tanaman yang diserang dan tingkat populasi dari spesies ini. Biasanya bagian tanaman pertama yang diserang adalah daun dan termakan hampir keseluruhan daun termasuk tulang daun jika serangannya berat.
PENUTUP
Dari hasil penelitian yang kami lakukan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kacang panjang merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki banyak kelebihan dalam kehidupan. Namun dalam proses budidaya juga terdapat beberapa kesulitan yang di hadapi yakni dalam hal perlindungan dari serangan hama, penyakit maupun gulma yang menyerang.
Ada beberapa jenis hama yang dapat menyerang tanaman kacang panjang, seperti lalat kacang (Agromyza phaseoli), ulat tanah (Agrotis ipsilon), ulat bunga/penggerek polong (Maruca testualis), kutu daun (Aphis craccivora), kepik polong (Riptortus linearis) dan wereng Empoasca sp.
Untuk data yang kami hasilkan, bahwa proses penanaman yang dilakukan bapak Hamrani sudah cukup baik, baik dari segi penanaman, perawatan hingga hasil panen. Dalam pengendalian hama pun telah dilakukan dengan cukup efisien.

0 comments:

Powered by Blogger.

About Me

Popular Posts

Recent Comments

Followers

Visitors